Puasa adalah praktik yang telah dilakukan sejak ribuan tahun lalu, bahkan hampir setiap agama besar di dunia—seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha—memiliki ajaran puasa dalam tradisinya. Selain alasan spiritual, puasa juga membawa banyak manfaat dari segi kesehatan. Dalam dunia modern, praktik puasa semakin populer dengan konsep intermittent fasting, yang sempat dipopulerkan oleh public figure yang terkenal dengan podcast Close The Door yaitu Deddy Corbuzier dengan metode Obsessive Corbuzier Diet (OCD).
Namun, apa sebenarnya manfaat dari puasa? Apakah benar makan lebih sedikit dapat memperpanjang usia? Berikut penjelasan berdasarkan penelitian ilmiah yang sudah dirangkum oleh tim HJ Generik!
Manfaat Puasa Berdasarkan Penelitian (1-2)
- Meningkatkan Fungsi Metabolisme
Puasa membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar gula darah. Studi yang diterbitkan di Cell Metabolism menemukan bahwa puasa dapat meningkatkan efisiensi metabolisme tubuh dengan cara memperbaiki sensitivitas insulin dan mengurangi risiko diabetes tipe 2. - Memperbaiki Fungsi Sel dengan Autophagy
Puasa merangsang proses autophagy, yaitu proses di mana tubuh membersihkan sel-sel yang rusak dan mendaur ulang protein yang tidak terpakai. Penelitian oleh Yoshinori Ohsumi, pemenang Nobel di bidang kedokteran, menunjukkan bahwa autophagy membantu mencegah penyakit degeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. - Menurunkan Risiko Penyakit Kardiovaskular
Dengan membantu mengurangi kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat), tekanan darah, dan inflamasi, puasa dapat melindungi kesehatan jantung. Sebuah penelitian di American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa puasa memiliki efek positif dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. - Menurunkan Berat Badan Secara Efektif
Salah satu alasan utama popularitas puasa adalah kemampuannya untuk membantu menurunkan berat badan. Puasa membantu tubuh beralih dari membakar glukosa menjadi membakar lemak sebagai sumber energi, yang dikenal sebagai metabolic switching. Sebuah studi di New England Journal of Medicine mendukung efektivitas metode ini untuk penurunan berat badan yang sehat. - Memperpanjang Usia
Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa pengurangan asupan kalori melalui puasa dapat memperpanjang umur. Sebuah studi di Nature Communications menemukan bahwa membatasi konsumsi makanan dapat memperlambat penuaan dan memperpanjang umur pada tikus. Meski masih diperlukan penelitian lebih lanjut pada manusia, hasil awal menunjukkan efek yang serupa.
Bagaimana Metode Puasa yang Efektif? (3)
Dalam metode puasa yang sering dikenal dengan intermittent fasting, seseorang mengatur pola makan dengan siklus antara periode makan dan puasa. Beberapa metode yang umum digunakan meliputi:
- 16:8 Method: Puasa selama 16 jam dan makan dalam jendela 8 jam.
- 5:2 Diet: Makan normal selama 5 hari, lalu mengurangi asupan kalori hingga 500-600 kalori pada 2 hari berikutnya.
- Eat-Stop-Eat: Puasa selama 24 jam sekali atau dua kali seminggu.
Saat berpuasa, tubuh menggunakan cadangan glukosa sebagai energi. Ketika glukosa habis, tubuh mulai membakar lemak, yang berkontribusi pada manfaat kesehatan seperti penurunan berat badan dan pengurangan risiko penyakit metabolik. Tentunya dalam puasa ini Anda diperbolehkan untuk minum air ya sobat HJ, selama minuman tersebut tidak mengandung kalori.
Meskipun metode ini membawa banyak manfaat, tidak semua orang cocok untuk metode ini. Beberapa kelompok, seperti ibu hamil, penderita gangguan makan, atau mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai.
Selain itu, penting untuk tetap mengonsumsi makanan bergizi selama periode makan. Diet rendah nutrisi selama jendela makan dapat mengurangi manfaat puasa dan bahkan berdampak buruk bagi kesehatan.
Puasa bukan hanya sekadar tradisi spiritual, tetapi juga praktik kesehatan yang didukung oleh ilmu pengetahuan. Dengan metode puasa intermittent fasting, tubuh dapat menikmati manfaat seperti peningkatan metabolisme, pencegahan penyakit degeneratif, dan bahkan potensi untuk memperpanjang usia.
Jika Anda tertarik mencoba puasa intermittent fasting, pastikan melakukannya dengan bijak dan konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk memastikan metode ini cocok dengan kondisi tubuh Anda. Terima kasih sudah membaca artikel dari HJ Generik!
Referensi
- De Cabo R, Mattson MP. Effects of intermittent fasting on health, aging, and disease. N Engl J Med. 2029;381:2541-51 doi: 10.1056/NEJMra1905136.
- Patikorn C, Roubal K, Veettil SK, Chandran V, Pham T, Lee YY, et al. Intermittent fasting and obesity-related health outcomes. An umbrella review of meta-analyses of randomized clinical trials. JAMA Network Open 2021;4(12):e2139558 doi: 10.1001/jamanetworkopen.2021.39558.
- Landsverk G. To burn fat and improve blood sugar, try intermittent fasting, a new study says. Business Insider [Internet]. 2024 Oct 1 [cited 2025 Jul 1]. Available from: https://www.businessinsider.com/intermittent-fasting-burn-fat-control-blood-sugar-study-2024-9










